Selasa, 20 September 2016

Sejarah Singkat Dan Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Sejarah Singkat Dan Perkembangan Pasar Modal Indonesia 
Pasar modal Indonesia didirikan pada tahun 1900-an ketika Indonesia dijajah Belanda. Kemudian pasar modal Indonesia mengalami pasang surut, sempat mengalami pasang surut pada masa orde lama. Perkembangan pasar modal Indonesia pada masa orde baru dimulai 10 Agustus 1977 ketika pasar modal Indonesia diaktifkan kembali oleh pemerintah, bapepam dan PT. Dana Reksa. Akan tetapi, pasar modal Indonesia baru berkembang dengan pesat setelah pemerintah melakukan deregulasi pada pasar modal dan perbankan dengan mengeluarkan Pakto 1988. Hal ini terus berlangsung sampai tahun 1997 ketika krisis ekonomi menghantam Indonesia.

Pasar modal Indonesia mulai bangkit pada tahun 2002 yang ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 8% setelah mengalami penurunan sebesar 6% pada tahun 2001 dan 39% pada tahun 2000. Setelah itu pasar modal Indonesia terus berkembang dengan cukup baik, puncaknya pada tanggal 9 Januari 2008 dimana IHSG mencacat rekor tertinggi nya pada level 2.830,26. Akan tetapi krisis ekonomi global yang disertai dengan penurunan harga minyak membawa dampak buruk terhadap pasar modal Indonesia, hal ini menyebabkan pasar modal Indonesia ditutup pada level 1,355.41 di akhir tahun 2008 atau turun 51% dari penutupan akhir 2007. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia yang disertai dengan kondisi politik yang kondusif setelah pemilu 2009 mampu membuat pasar modal Indonesia untuk kembali pada level 2000, terakhir pada penutupan 18 Desember IHSG ditutup pada level 2,509.58

Berikut ini adalah grafik pergerakan IHSG dari Januari 2004 sampai 8 Desember 2009.

Grafik  Perkembangan IHSG 2004 – 2009 

Berikut ini adalah data statistik Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 sampai 2009.

Tabel  Statistik pasar modal Indonesia 2004 – 2009

Analisis Fundamental (Makro) Ekonomi 
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2009 mencapai 2,3 persen dibanding triwulan I-2009 (q-to-q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 mengalami pertumbuhan 4,0 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2009 dibandingkan dengan semester I-2008 tumbuh sebesar 4,2 persen. Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2009 mencapai Rp1.365,5 triliun, 

Tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi (q-to-q) adalah Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 8,1 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,7 persen dan Sektor Pertanian 3,5 persen. Sementara untuk pertumbuhan (y-on-y) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 17,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air bersih 15,4 persen dan Sektor Jasa-jasa 7,4 persen.

Struktur PDB triwulan II-2009 masih didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 26,6 persen, 15,6 persen dan 13,3 persen.

Pertumbuhan PDB pada triwulan II-2009 dibandingkan dengan triwulan I-2009 (q-to-q) sebesar 2,3 persen ditopang oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 0,2 persen, sementara pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 23,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,4 persen, ekspor barang dan jasa 7,4 persen, serta impor barang dan jasa 7,8 persen.

Dibandingkan dengan triwulan II-2008 (y-on-y), pertumbuhan ekonomi tumbuh 4,0 persen didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,8 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 17,0 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,7 persen. Namun, lain halnya dengan ekspor dan impor barang dan jasa yang menurun masing-masing sebesar 15,7 persen, serta impor barang dan jasa 23,9 persen.

Pertumbuhan ekonomi semester I-2009 terhadap semester I-2008 (c-to-c) sebesar 4,2 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan Sektor Pertanian sebesar 3,7 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 2,4 persen, Sektor Industri Pengolahan 1,5 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 13,4 persen, Sektor Konstruksi 6,3 persen, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,2 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 17,3 persen, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 5,8 persen serta Sektor Jasa-jasa 7,1 persen.

Untuk semester kedua tahun 2009 pertumbuhan ekonomi diprediksikan sebesar 4.5% atau mengalami peningkatan 0.3% dari pertumbuhan ekonomi semester I 2009. Dalam penyusunan APBN untuk tahun 2010 pemerintah memprediksikan PDB Indonesia sebesar Rp 5,981.4 Trilliun dengan pertumbuhan ekonomi 5.5%. 

Dari data diatas bisa kita simpulkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai bangkit setelah sempat mengalami penurunan pada akhir tahun 2008 dan awal 2009. Perekonomian Indonesia juga diharapkan akan terus tumbuh dan berkembang hingga pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7% pertahun pada tahun 2014 (target Kabinet Indonesia Bersatu II). 

Kondisi perekonomian ini akan membuat sektor riil untuk berkembang dan tumbuh, perusahaan akan melakukan ekspansi bisnis dan para investor akan kembali melakukan investasi setelah sebelumnya mereka menahan investasi. Pertumbuhan yang tinggi juga akan membuat peningkatan pendapatan masyarakat sehingga bisa membuat konsumsi rumah tangga semakin meningkat. Untuk pasar modal kondisi ini menguntungkan karena akan membuat pasar modal kembali bergairah dan diharapkan akan membuat nilai IHSG untuk terus naik.

2. Siklus Bisnis
Siklus bisnis merefleksikan pergerakan aktivitas ekonomi secara menyeluruh yang menyatukan banyak bagian aktivitas ekonomi yang terpisah. Hubungan antara ekonomi dan pasar modal saham adalah sebagai berikut: harga saham yang tercermin dari Composite Index atau jika di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara umum merupakan leading indicator ekonomi suatu negara. 

Dari data perdagangan saham di bursa efek kita mengetahui bahwa IHSG pada tanggal 31 Oktober 2009 ditutup pada level 2,367.70 atau meningkat 74.68% bila dibandingkan dengan titik terendah pada akhir tahun 2008 yaitu pada level 1,355.41. Berdasarkan data diatas bisa kita simpulkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang mengalami pertumbuhan setelah terkena imbas dari krisis ekonomi global.

3. Suku Bunga
Tingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor riil akan bergairah saat suku bunga rendah.

Tingkat suku bunga acuan di Indonesia (SBI) sekarang adalah 6.5% atau sudah turun bila dibandingkan dengan SBI beberapa bulan lalu yang mencapai 8.5%. Turunnya SBI mendorong turun nya suku bunga kredit dan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ketika SBI berada di atas 8.5% suku bunga kredit dan KPR berada di atas 14%, tetapi dengan penurunan suku bunga kredit sampai pada level 6.5% membuat suku bunga kredit dan KPR turun di kisaran 12%. Turunnya suku bunga kredit dan KPR akan sangat membantu sektor riil yang akan meminjam dana untuk melakukan ekspansi bisnis atau masyarakat yang ingin membeli rumah. Sehingga akan membuat sektor riil dan sektor property kembali bergairah.

Di sisi lain turunnya SBI juga membuat turunnya suku bunga deposito menurun, turunnya suku bunga deposito (sekarang rata-rata 8%) akan membuat para investor untuk menarik dana yang diinvestasikan ke deposito untuk diinvestasikan ke pasar saham, sehingga akan membuat harga saham kembali naik.

Dalam penyusunan APBN untuk tahun 2010 pemerintah memprediksikan SBI adalah sebesar 6.5% atau pada sama dengan SBI pada akhir 2009, tetapi para analis memprediksikan bahwa SBI akan dinaikkan untuk mengantisipasi naiknya inflasi karena membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. 

Inflasi
Tingkat Inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan yang terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya harga saham cenderun turun saat inflasi tinggi.

Sampai bulan Oktober inflasi Indonesia untuk tahun 2009 mencapai 2.84% dan diperkirakan inflasi pada tahun 2009 berada pada level 4 – 4.5%. Inflasi yang rendah ini dikarenakan turunnya kegiatan perekonomian kita karena dampak dari krisis ekonomi global. Dalam penyusunan APBN untuk tahun 2010 pemerintah memprediksikan inflasi pada tahun 2010 sebesar 5%, nilai ini menunjukkan bahwa pekonomian Indonesia sudah bangkit sehingga membuat konsumsi meningkat sehingga membuat harga naik. Dengan inflasi yang rendah ini diprediksikan harga saham akan terus naik pada tahun 2010.

Kurs
Untuk di Indonesia, penguatan nilai mata uang utama dunia (US Dollar), akan mendorong investor besar untuk mengalihkan investasinya ke mata uang tersebut yang pada akhirnya mendorong penjualan saham sehingga harga saham turun. 

Seiring dengan krisis ekonomi yang terjadi di Amerika, nilai US Dollar terhadap Rupiah mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Sempat mencapai 11,000 per USD hingga 9,400 per USD. Tetapi dalam jangka panjang diprediksikan nilai USD akan menurun. 

Fluktuasi nilai tukar USD berpengaruh kepada pasar modal, tetapi dengan penurunan USD di masa yang akan datang akan membuat para investor akan mengalihkan dana investasinya ke pasar modal.

Rencana Ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu II
Pemerintah yang baru saja terbentuk dan dilantik sudah menyusun rencana kerja untuk lima tahun kedepan. Berikut adalah beberapa rencana pemerintah yang berkaitan dengan bidang ekonomi:
1. Pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pada tahun 2014.
2. Menurunkan angka pengganguran.
3. Memperbaiki infrastruktur.
4. Proyek listrik satu juta megawatt.
5. Menghapus mafia peradilan.

Rencana-rencana tersebut jika bisa dilaksanakan dengan baik maka akan berpengaruh kepada sektor riil dan akan mendorong kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain juga akan mendorong para investor untuk melakukan investasi ke beberapa sektor yang menjadi perhatian utama pemerintah.

Harga Minyak Dunia
Harga minyak dunia juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang bisa mempengaruhi arah pasar saham. Semakin tinggi harga minyak dunia maka akan menyebabkan harga saham pertambangan dan energi di Indonesia akan naik dan akan membuat IHSG terangkat seperti yang terjadi pada semester pertama 2008, ketika harga minyak dunia menembus level 100 USD per barel IHSG mencapai titik tertingginya. Begitu juga sebaliknya ketika harga minyak turun pada level 40 USD per barel, IHSG mencapai titik terendahnya.

Pada semester kedua ini harga minyak dunia sudah berada pada level 80 USD per barel, naiknya harga saham ini disebabkan naiknya permintaan yang didorong oleh membaiknya kondisi ekonomi dunia dan persiapan menjelang musim dingin di Eropa dan Amerika. Harga minyak dunia diprediksikan pada tahun 2010 akan berada level 80 USD perbarel dan masih ada kemungkinan untuk naik. Harga ini di satu sisi akan membuat harga saham kita untuk naik, tetapi disisi lain juga akan membuat pemerintah menaikkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) karena tingginya jumlah subsidi yang harus ditanggung pemerintah jika harga minyak terus 80 USD per barel. Apalagi asumsi harga minyak yang digunakan pemerintah dalam menyusun APBN 2010 adalah sebesar 65 USD per barel.

Analisis Sektor Industri
1.  Kondisi Umum Sektor Industri Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang memasuki fase recovery dari efek krisis global membuat beberapa sektor industri bisa berkembang lebih cepat dari sektor industri yang lain.

Sektor industri yang stabil seperti consumer goods dan retail masih akan berkembang dengan baik seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Selain itu pertumbuhan konsumsi juga akan mendorong industri keuangan dan telekomunikasi semakin bergairah.

Membaiknya kondisi perekonomian dunia juga akan mendorong peningkatan kegiatan produksi dan konsumsi energi sehingga membuat sektor pertambangan, energy dan perkebunan untuk terus tumbuh. 

Program kerja kabinet Indonesia Bersatu II untuk membangun infrastruktur Indonesia akan membuat industri semen,properti, konstruksi, transportasi dan jalan tol tumbuh. 

Semakin meningkatnya persaingan dari China dan India akan membuat industri tekstil dan garmen semakin lemah, sedangkan peningkatan regulasi terhadap rokok akan membuat industri rokok tidak begitu bagus di masa depan.

2. Sektor Properti Indonesia
Sektor properti adalah salah satu sektor industri yang paling tua di Indonesia, pemain yang bermain dalam sektor ini cukup banyak mulai dari pemain tingkat internasional sampai pemain lokal kecil-kecilan. Di Industri ini setidaknya ada 104 usaha yang terkait satu sama lain mulai dari industri semen, tukang batu, perbankan hingga kontraktor.

Bisnis pada sektor properti muncul dari kebutuhan masyarakat untuk rumah dan tempat berusaha, hal ini didukung fakta bahwa terdapat kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan (back log) rumah yang saat ini sudah mencapai 7,9 juta. 

Tingginya permintaan terhadap properti menjadi salah satu hal yang membuat sektor ini masih mempunyai prospek yang sangat bagus di masa yang akan datang, apalagi didukung dengan penurunan suku bunga KPR yang akan membantu konsumen dalam pendanaan pembelian rumah. 

Bisnis properti yang membutuhkan banyak modal membuat banyak pengembang yang membutuhkan dana, salah satu sumber pendanaan yang ada adalah menjual saham di pasar modal Indonesia. Hingga saat ini lebih dari 45 perusahaan sektor industri properti yang sudah menjual saham di pasar modal Indonesia, harga saham perusahaan properti dan real estat tergabung dalam indeks sektor properti dan real estat. Berikut adalah grafik pergerakan sektor properti dan real estat dari Januari 1996 sampai Desember 2008: 

Grafik Pergerakan Indeks Sektor Properti 1996 -2008

Dari grafik diatas kita bisa melihat bahwa indeks properti dan real estate mencapai puncak pada awal tahun 2008 bersamaan dengan tercapainya rekor tertinggi IHSG, kemudian menurun sampai pada level 103.49 pada akhir tahun 2008 dan pada 30 Oktober 2009 ditutup pada level 153.99. Bila dibandingkan dengan sektor industri yang lain maka nilai sektor industri properti lebih rendah daripada sektor yang lain.

Prospek Sektor Properti Indonesia di Masa Depan
Apabila dilihat dari sisi permintaan maka sektor properti masih mempunyai prospek yang cukup bagus di masa depan hal ini tercermin dari tingginya nilai back log sebesar 7,9 Juta rumah. Membaiknya kondisi ekonomi Indonesia dan dunia juga akan membuat konsumen untuk kembali membelanjakan uangnya untuk membeli properti baru, disamping itu turunnya suku bunga juga akan mendorong turunnya KPR yang akan membuat para konsumen untuk berani membeli rumah dengan menggunakan pinjaman. 

Program pemerintah yang baru terbentuk untuk memperbaiki infrasktruktur dan listrik yang ada juga merupakan salah satu stimulus yang akan mendorong sektor industri ini berkembang di masa yang akan datang, ditambah dengan program 1 juta menara yang diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah juga akan mengairahkan bisnis di sektor ini. 

Akan tetapi juga terdapat hambatan yang akan menghambat perkembangan sektor ini, diantaranya regulasi yang masih terlalu ketat untuk kepemilikan asing terhadap properti di Indonesia membuat para investor asing masih enggan untuk memiliki properti di Indonesia. Kemudian masalah birokrasi yang lama dan masih diwarnai dengan praktik KKN membuat para pengembang tidak bisa dengan mudah untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Terakhir adalah masalah pembebasan tanah yang cukup rumit dan pelik, sehingga membuat para pengembang susah untuk memulai pembangunan di tempat yang baru.

Analisis Fundamental PT Jakarta International Hotels & Development Tbk 
1. Sejarah PT Jakarta International Hotels & Development Tbk
PT Jakarta International Hotels & Development Tbk didirikan pada bulan November 1969, pada tahun 1974 perusahaan ini menyelesaikan konstruksi Hotel Borobudur Jakarta. Perusahaan ini melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1984 dan termasuk sebagai 24 perusahaan pertama yang listing di Indonesia. 

Pada tahun 1984 perusahaan melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, hingga saat ini jumlah saham perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 1.930.039.200 lembar saham. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut:

Pada tahun 1991, perusahaan mengakuisisi PT Danayasa Arthatama, pemilik dan developer pertama Sudirman Central Business District (SCBD). Akuisisi ini telah merubah status perusahaan dari pemilik satu hotel ke berbagai macam pengembangan property, mulai dari gedung komersial, tempat perbelanjaan, residential dan serviced apartments.

Profil Singkat Anak Perusahaan Perusahaan
Struktur Perusahaan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk:

Tabel Struktur Perusahaan

Gambar Kawasan Niaga Terpadu Sudirman

Adalah misi DA untuk menghasilkan produk-produk property berkualitas yang memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, dan masing-masing produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan para investor, penyewa gedung, dan penghuni residensial.

Strategi utama DA dalam menghadapi para pesaingnya terletak pada keunggulan lokasi, kualitas dan desain produk, sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan investasi bagi para investor, serta menempatkan DA pada posisi terbaik diantara pemain properti utama lainnya.

1 komentar:

  1. TIPLE GOLD - Titanium Gold and Gold Online
    TIPLE GOLD | TIPLE titanium 4000 GOLD is a free-to-play mobile best titanium flat iron casino titanium fat bike game created for players of all skill levels. Play titanium money clip it on your 바카라 커뮤니티 smartphone, tablet or tablet!

    BalasHapus