Konsep-Konsep Dasar Komunikasi Dalam Komunikasi Bisnis
Pada
dasarnya ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam
dunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing
bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai
berikut :
1. Komunikasi Verbal
Apa
yang dimaksud dengan komunikasi verbal? Komunikasi verbal (verbal
communications) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain
melalui tulisan maupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur
yang teratur dan terorganisasi dengan baik.
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi verbal, misalnya:
- Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pembayarannya.
- Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.
- Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan.
- Membuat dan mengirim surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
- Membuat dan mengirim surat aduan (claim) kepada pihak lain.
- Membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain.
- Membuat dan mengirim surat penolakan kerja.
- Membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain.
- Memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk-produk baru.
- Berdiskusi dalam suatu tim kerja (teamwork).
- Melakukan wawancara kerja dengan para pelarnar kerja di suatu perusahaan.
- Mengadakan briefing dengan staf karyawan.
- Mengadakan pelatihan manajernen kepada para manajer operasional/lini bawah.
- Melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim penguji.
- Melakukan teleconference dengan pihak lain.
Dalam
dunia bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan pesan-pesannya
secara nonverbal (tidak melalui tulisan atau lisan). Namun, ekspresi
secara nonverbal memiliki suatu keterbatasan dalam mengkomunikasikan
sesuatu kepada pihak lain. Sebagai contoh, jika seseorang ingin membahas
suatu kejadian masa lalu, ide atau abstraksi, dia tidak bisa
menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh untuk menerangkannya.
Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal, atau dengan kata lain
dia perlu menyusun kata-kata dalam suatu pola. yang merniliki arti atau
makna, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Melalui
komunikasi lisan atau tulisan, diharapkan orang dapat memahami apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyarnpaian suatu pesan
melalui tulisan dan lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan
dapat mernbaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik
dan benar.
Komunikasi
bisnis yang efektif sangat tergantung pada keterampilan seseorang dalam
mengirim maupun menerima pesan. Secara umum, untuk menyampaikan
pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan lisan.
Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan
pendengaran dan bacaan. Bagan menunjukkan berbagai macam bentuk
komunikasi verbal yang digunakan dalam dunia bisnis.
a. Berbicara dan Menulis
Pada
umumnya, untuk mengirimkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang
berbicara (speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya,
komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien), dan cepat dalam
penyampaian pesan-pesan bisnis. Pada umumnya, bagi para pelaku bisnis,
penyampaian pesan-pesan bisnis dengan tulisan relatif jarang dilakukan.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi lewat tulisan tidak
Penting. Hal ini karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan.
Pesan
yang sangat penting dan kompleks, lebih tepat disampaikan dengan
menggunakan tulisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi tertulis dalam
dunia bisnis mencakup antara lain surat (macam-macam surat bisnis),
memo, dan laporan. Masing-masing bentuk surat-surat bisnis tersebut akan
dijelaskan secara lebih rinci pada bab-bab berikutnya.
b. Mendengar dan Membaca
Meskipun
buku ini lebih menekankan pada bentuk komunikasi tulisan daripada
lisan, perlu diingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan komunikasi
dua arah. Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih
suka memperoleh atau mendapatkan informasi daripada menyampaikan
informasi. Untuk melakukan hal tersebut, mereka memerlukan keterampilan
mendengar (listening) dan membaca (reading).
Sayangnya,
kebanyakan orang dalam dunia bisnis memiliki kemampuan mendengar yang
relatif lemah (kurang baik). Sebagai contoh sederhana, ketika seseorang
mengikuti seminar bisnis, maka informasi yang dapat diserap dalam benak
pikiran mungkin hanya setengah dari yang diucapkan (itupun masih
lumayan). Beberapa hari kemudian, pesan yang masih dapat diingat mungkin
tinggal seperempatnya. Begitu pula halnya dengan mahasiswa. Tatkala
mengikuti kuliah, pada hari pertama mungkin banyak hal yang didapatkan,
dipaharni, dan dimengerti. Namun, pada hari-hari berikutnya materi yang
masih dapat diingat, dipaharni, dan dimengerti sudah semakin banyak
berkurang.
Dalam
kaitannya dengan keterampilam membaca, seseorang sering mengalarni
kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Hasil
studi yang dilakukan oleh Irwin Ross pada tahun 1986 di majalah Fortune
Amerika Serikat rnenunjukkan bahwa kira-kira 38 persen dari orang dewasa
mengalarni kesulitan memahami iklan di berbagai surat kabar, 14 persen
kesulitan mengisi cek secara benar, 26 persen kesulitan dalam
penjurnlahan dan pengurangan dalam buku cek, dan sekitar 20 persen
mengalarni kesulitan membaca dengan baik.
Meskipun
mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan
pendekatan serupa. Langkah pertama adalah mencatat informasi yang
berarti bahwa seseorang harus memusatkan perhatian pada pembicaraan yang
tengah berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya. Setelah dapat
menangkap inti pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya adalah
menafsirkan dan menilai informasi. Langkah ini merupakan bagian
terpenting dari proses mendengar.
Sambil
melakukan penyaringan suatu informasi, seseorang harus dapat memutuskan
mana informasi yang penting dan mana yang tidak penting. Suatu
pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok (main idea) dan
ide-ide pendukung (supporting idea) secara rinci. jadi, untuk dapat
menyerap informasi dengan baik seseorang harus dapat berkonsentrasi pada
apa yang sedang dibaca atau didengar. Pekerjaan tersebut tentu saja
bukan tugas yang mudah, karena perlu suatu tindakan yang berulang-ulang,
tidak sekali jadi sebagaimana bim salabim!
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah
komunikasi nonverbal (nonverbal communications). Menurut teori
antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah
menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa
contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal:
- Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan (dalam bahasa jawa disebut getem-getem).
- Mengerutkan dahi untuk menunjukkan seseorang sedang berpikir.
- Gambar pria atau wanita yang dipasang di pintu masuk toilet untuk menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya.
- Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang melamun.
- Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati, dan penghormatan.
- Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipati terhadap orang lain.
- Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau keheranan.
- Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju atau OK.
- Berbicara dengan mengambil jarak agak menjauh untuk menunjukkan bahwa lawan bicaranya belum begitu dikenal dengan baik (asing).
- enutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu kebohongan.
- Telapak tangan yang terbuka untuk menunjukkan kejujuran.
- Tangan mengepal untuk menunjukkan penuh percaya diri.
- Gerakan kaki dan tangan secara tidak teratur, bagaikan orang yang kedinginan untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang grogi (nervous).
- Seseorang mengirimkan seuntai bunga kepada teman yang meraih sukses bisnis untuk menunjukkan rasa simpati dan ucapan selamat atas kesuksesan yang diraih.
- Ruang tunggu sebuah bank disediakan tanpa tempat duduk untuk menunjukkan bahwa para nasabah akan dilayani dengan cepat tanpa harus menunggu lama.
Pendek
kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan
tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci,
cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi
nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal di dalam cara yang cukup
mendasar.
Pada
umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang
terstruktur yang membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari.
Sebagai contoh, seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang
lain untuk mengambil buku kerja di suatu tempat yang terdapat beragam
warna maupun judul bukunya dengan menggunakan bahasa nonverbal. Di
samping itu, proses belajar yang dialami seseorang untuk dapat melakukan
perilaku nonverbal juga sulit dijelaskan. Tak seorang pun pernah
mengajari bagaimana bayi menangis, tersenyum, atau tertawa. Dan tak
seorang pun pernah belajar mengerutkan dahi, manakala jalan pikirannya
buntu atau terganggu. Begitu halnya orang berteriak histeris, manakala
seseorang sedang frustasi atau stres berat karena tak mampu
menyelesaikan pekerjaan berat tepat pada waktunya.
Ada
beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya, seperti arti suatu warna
dan gerak-isyarat tertentu, yang akan, bervariasi dari waktu ke waktu.
Warna-warna cerah yang ada di ruang-ruang kantor, warna pakaian seragam
kerja (uniform) para karyawan yang berbeda antar departemen (bagian)
yang satu dengan departemen (bagian) lainnya dalam suatu perusahaan. Di
samping itu, bahasa isyarat yang sering ditunjukkan oleh para karyawan
yang sedang menyelesaikan pekerjaan di kantor, juga termasuk salah satu
bentuk komunikasi nonverbal.
Komunikasi
nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi
verbal dalam hal penyampaian suatu pesan. Pada umumnyal sebelum
menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa
yang ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong,
bukakan pintu itu," maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah
mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang
berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali melakukannya secara tidak
sadar. Contoh yang paling sederhana adalah mengerutkan dahi ketika
sedang memikirkan sesuatu, ekspresi wajah yang memerah karena ingin
meluapkan kemarahan, mondar-mandir tanpa tujuan yang pasti karena
pikiran sedang kacau, dan sejenisnya. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu
yang bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan sebelumnya.
Ekspresi seseorang baik senang dan sedih, juga termasuk ke dalam
komunikasi nonverbal.
3. Pentingnya Komunikasi Nonverbal
Komunikasi
nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun,
komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada
komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat
penting terutama untuk menyampaikan perasaan dan emosi seseorang.
Apa
kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu kebaikan
komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini
berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran
pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara
umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata
daripada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan
menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan
menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi wajah.
Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan. Ketika
seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajah seseorang
nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang
mendengar berita yang kurang menyenangkan yang menyangkut diri sendiri,
keluarga, atau teman karib, maka dengan cepat ekspresi wajah seseorang
akan mudah berubah menjadi murung, lesu, lemah, tak bergairah,
seolah-olah hampa dunia ini.
Dengan
memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi kecurangan
atau menegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila
seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui
isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat
verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat
verbal (seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa
yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi
wajahnya. Manakala wajah seseorang murung atau cemberut, maka dapat
diduga bahwa seseorang sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah
pribadi, keluarga, atau masalah bisnis di kantornya.
Komunikasi
nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena
sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa
harus berpikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya
dengan cepat.
Coba
perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa Jawa
disebut sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya.
Pada urnurnnya mereka memiliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat
dipaharni oleh teman-teman mereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana
yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minurnan.
Contoh lain, ketika seorang karyawan berusaha inernanggil ternannya yang
sedang as yik mengobrol di suatu ternpat yang agak jauh. la dapat
menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan
tangan untuk memanggil temannya tersebut.
Cukup
banyak contoh bentuk kornunikasi nonverbal baik yang ada dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia bisnis. Coba Anda kernbangkan
contoh-contoh yang lain!
4. Tujuan Komunikasi Nonverbal
Meskipun
komunikasi nonverbal dapat berdiri sendiri, namun seringkali berkaitan
erat dengan ucapan (lisan). Ini berarti sering terjadi penggabungan
antara komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu situasi. Kata-kata
yang disampaikan dalam suatu percakapan hanya membawa sebagian dari
suatu pesan. Sedangkan bagian yang lain, disampaikan melalui
sinyal-sinyal nonverbal. Coba amati acara "Dunia dalam Berita' pukul
21.00 WIB di stasiun televisi TVRI. Dalam acara itu, dengan mudah dapat
dijurnpai kombinasi kornunikasi verbal dan nonverbal. Coba perhatikan
dengan cermat!
Apa
sebenarnya tujuan komunikasi nonverbal? Menurut John V. Thil dan
Courtland Bovee dalam Excellence In Business Communications, kornunikasi
nonverbal mempunyai enam tujuan, yaitu:
1) Menyediakan/memberikan informasi.
2) Mengatur alur suatu percakapan.
3) Mengekspresikan emosi.
4) Mernberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal.
5) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.
6) Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya bagairnana mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar.
Bagaimana
relevansi komunikasi nonverbal dalam dunia bisnis? Dalam dunia bisnis,
komunikasi nonverbal dapat membantu menentukan kredibilitas dan potensi
kepemimpinan seseorang. Jika seseorang dapat belajar mengelola pesan
yang dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah,
suara dan penampilan, ia dapat melakukan komunikasi dengan baik. Dengan
kata lain, seorang manajer (pemimpin) sekaligus harus dapat menjadi
komunikator yang baik. la harus tahu bagaimana menyampaikan pesan-pesan
bisnis kepada para bawahannya, kapan dan kepada siapa pesan-pesan bisnis
itu harus disampaikan.
Lebih
lanjut, jika seseorang dapat belajar membaca pesan-pesan nonverbal yang
disampaikan orang lain, ia akan dapat menafsirkan maksud dan sikap
mereka secara lebih akurat dan lebih tepat. Ketika berurusan dengan para
karyawan, klien atau pelanggan, perhatikanlah secara seksama
pesan-pesan yang mereka sampaikan. Apabila sikap karyawan menunjukkan
gejala-gejala kurang atau menurun semangat kerjanya, sering melakukan
mogok kerja, dan prestasi kerja menurun, seorang manajer harus tanggap
dan segera mengambil langkah-langkah penanggulangan. Contoh-contoh
tersebut menggambarkan betapa pentingnya bagi seorang pemimpin dalam
level apa pun untuk peka terhadap sikap atau perilaku yang ditunjukkan
oleh bawahannya.
PROSES KOMUNIKASI
Sesuatu
yang dapat dinikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca,
compact disc dengan lagu-lagu nostalgia, acara-acara televisi yang
beraneka ragarn, Internet yang banyak membawa informasi baru, personal
computer yang semakin canggih, dan sejenisnya tidaklah datang begitu
saja, tetapi melalui suatu proses yang cukup panjang. Demikian pula
dengan komunikasi, yang memerlukan proses.
Perhatikanlah
seseorang yang sedang berbicara, menulis, mendengar, atau membaca,
kegiatan komunikasi yang mereka lakukan lebih dari satu tindakan.
Sebagai suatu proses, kormunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana
seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan
(kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), serta meliputi proses
menulis, mendengar, dan mempertukarkan informasi. Menurut Courtland L.
Bovee dan John V. Thil dalam Business Communication Today, proses
komunikasi (communication process) terdiri atas enarn tahap, yaitu:
1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
3) Pengirim menyampaikan pesan.
4) Penerima menerima pesan.
5) Penerima menafsirkan pesan.
6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim urnpan balik kepada pengirim.
Keenam tahapan dalam proses komunikasi tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram sebagai berikut:
Tahap Pertama: Pengirim Mempunyai Suatu Ide atau Gagasan
Sebelum
proses penyampaian pesan dapat dilakukan, maka pengirim pesan harus
menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain
atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang
luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi,
baik yang dapat dilihat, didengar, dicium maupun diraba. Ide-ide yang
ada dalam benak kita disaring dan disusun ke dalam suatu memori yang ada
dalam jaringan otak, yang merupakan gambaran persepsi kita terhadap
kenyataan. Setiap orang akan memiliki peta mental yang berbeda, karena
kita memandang dunia dan menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara
yang unik dan bersifat individual.
Karena
persepsi adalah hal yang unik, ide yang disampaikan seseorang mungkin
akan ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain. Bahkan dua orang yang
memiliki suatu pengalaman yang sama terhadap sesuatu hal atau kejadian,
akan memiliki suatu kesan yang tidak serupa. Sebagai contoh, ada dua
orang yang bersama-sama mengikuti briefing dari pimpinan perusahaan.
Apabila mereka diminta untuk menceritakan pengalaman mereka
masing-masing, tentu ada beberapa hal yang berbeda. Mengapa demikian?
Hal ini terjadi karena setiap orang akan menyaring informasi yang
didapat, dan hanya akan memperhatikan dan mengingat hal-hal yang mereka
anggap menarik atau penting. Seorang komunikator yang baik harus dapat
menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan memusatkan
perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. Dalam dunia
komunikasi, proses tersebut dikenal sebagai abstraksi (abstraction).
Tahap Kedua: Pengirim Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan
Dalam
suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti
dengan sempurna. Seperti yang telah diuraikan pada, bagian B dari bab
ini, proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang
lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata,
ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian dipindahkan kepada orang
lain.
Agar
ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan),
maksud (tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya.
Sebagai contoh sederhana, pada umumnya orang Timur cenderung
menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tak langsung dan bahasa
penghalus. Untuk menyatakan sikap menolak, seseorang terlebih dahulu
harus menggunakan kalimat-kalimat pembuka yang bersifat netral, baru
kemudian menyatakan sikap penolakan.
Tahap Ketiga: Pengirim Menyampaikan Pesan
Setelah
mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan. Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan terkadang relad pendek, namun ada j uga yang cukup
panjang. Panjang-pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan
berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila pesan-pesan
yang panjang dan kompleks disampaikan secara lisan, pesan-pesan tersebut
bisa terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Di
samping itu, dalam menyampaikan suatu pesan, berbagai media komunikasi
dapat digunakan, media tulisan maupun lisan. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.
Tahap Keempat: Penerima Menerima Pesan
Komunikasi
antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika
seseorang mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila
penerima surat telah membaca dan memahami isinya.
Jika
seseorang menyampaikan pidato di hadapan umum, para pendengar sebagai
audiens harus dapat mendengar apa yang dikatakan, dan memahami
pesan-pesan yang disampaikan.
Tahap Kelima: Penerima Menafsirkan Pesan
Setelah
penerima menerima suatu pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia
dapat menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus
mudah dimengerti dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
Selanjutnya, suatu pesan baru dapat ditafsirkan secara benar bila
penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh
pengirim pesan.
Tahap Keenam: Penerima Memberi Tanggapan dan Mengirim Umpan Balik ke Pengirim
Umpan
balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. la merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah
menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh
penerima pesan beraneka macam, dapat berupa suatu senyuman, tertawa,
sikap murung, cemberut, memberi komentar sekilas (singkat), anggukan
sebagai pembenaran, atau pesan secara tertulis. Sebagai contoh, seorang
karyawan perusahaan menerima sepucuk surat dari pimpinannya. Sesaat
kemudian surat tersebut dibacanya. Apabila ekspresi wajahnya nampak
murung, berarti dapat diduga bahwa ia menerima berita yang kurang
menyenangkan. Sebaliknya, jlka ia menerima surat dari pimpinannya dan
setelah dibacanya nampak ekspresi wajah yang berseri-seri, dapat diduga
bahwa ia menerima berita yang menyenangkan. Bentuk ekspresi wajah
tersebut adalah contoh umpan balik (feedback) dalam berkomunikasi.
Umpan
balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia
memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Di samping itu, adanya umpan balik dapat menunjukkan adanya
faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang,
perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.
Variabel-variabel Komunikasi Bisnis
Berbicara
mengenai variabel-veriabel komunikasi, termasuk komunikasi bisnis,
biasanya mengacu pada model komunikasi klasik yang dikembangkan ahli
komunikasi Harold D. Laswell. Variabel-variabel tersebut dirumuskan
dalam apa yang dinamakan Formula Laswell yang menyatakan : who, says
what, to whom, through what channel and with what effect? Dari formula
ini, kita bisa mengidentifikasi bahwa who adalah komunikator, say what
adalah pesan, to whom adalah komunikan, through what channel adalah
saluran/media, dan with what effects adalah efek komunikasi. Namun
penerapan formula ini dalam kegiatan komunikasi bisnis memerlukan
sedikit modifikasi, seperti yang dilakukan Rosenblatt berikut ini :
1. Variabel Sumber (who) : yang berkaitan dengan kredibilitas sumber yang berdimensi keahlian, kepercayaan dan dinamisme.
2. Variabel Pesan (say what) : yang berupa pesan verbal dan nonverbal
3.
Variabel Penerima (to whom) : yang berkaitan dengtan karakteristik
komunikan berdasarkan aspek fisologis, psikologis dan sosiologis.
4. variabel Konteks (in what context) : yang terdiri dari konteks psikologis dan fisikal
5. Variabel Saluran (through what channel) : yang penggunaannya ditentukan oleh variabel penerima dan pesan
6. Variabel Efek (with what effects) : yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan atau proses komunikasi.
Bila
dibandungkan dengan Formula Laswell, Rosenblatt menambahkan variabel
“konteks”. Hal ini bisa dimengerti karena proses komunikasi, termasuk
komunikasi bisnis, selalu berlangsung dalam konteks tertentu.
Komunikasi dalam Manajemen Bisnis
Tujuan
organisasi bisnis adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sebagai sebuah kegiatan bisnis, organisasi bisnis pun bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Keuntungan dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat itu diperoleh melalui cara yang legal dengan menyediakan
kebutuhan barang-barang dan jasa masyarakat.
Elemen-elemen organisasi bisnis dapat dibagi dua :
1. elemen eksternal
2. elemen internal
Elemen
internal berada di dalam organisasi bisnis yang mencakup mulai dari
pemilik perusahaan, manajemen sampai karyawan. Sedangkan elemen
eksternal adalah lembaga-lembaga yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh pada organisasi/lembaga bisnis seperti lembaga
pemerintah, pemasok, pelanggan dan penyalur.
Fungsi
komunikasi dalam manajemen adalah sebagai alat untuk mengintegrasikan
dan mengkoordinasikan para pelaku bisnis. Fungsi komunikasi ini
mengikuti juga fungsi-fungsi manajemen yakni :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Actuating
4. Pengawasan
Komunikasi dalam bisnis sangat penting untuk mendapatkan informasi dan mempengaruhi.
Kegiatan
komunikasi dalam manajemen amat bergantung pada iklim komunikasi di
dalam organisasi/lembaga bisnis. Iklim komunikasi ini amat dipengaruhi
gaya manajemen. Ada 4 gaya manajemen yakni :
1. Gaya direktif
2. Gaya pelatih
3. Gaya superotif
4. Gaya pendelegasian.
Gaya
manajemen mana yang akan kita pakai, sangatlah bergantung pada situasi
organisasi/lembaga bisnis kita. Namun kecenderungan dalam manajemen
mutakhir, gaya yang dipilih adalah gaya yang mendukung iklim keterbukaan
komunikasi. Dalam situasi manajemen ini, para manajer lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk mendengarkan dibandingkan memberikan
perintah. Para pekerja menawarkan gagasannya, membantu menetapkan tujuan
dan bekerja sama dalam memecahkan persoalan. Namun banyak kasus
dijumpai, gaya manajemen partisipatif seperti itu sukar dijalankan
karena keengganan para manajer sndiri untuk mengubah gaya manajemen
direktifnya. Para manajer itu bisa menerima gagasan manajemen
partisipatif tapi tetap membatasi arus informasi.
Proses Komunikasi Bisnis
Menurut
Bovee dan Thill (1989), dalam komunikasi bisnis berbagai bentuk
komunikasi dilangsungkan. Kedua pakar itu kemudian membuat prosentasi
kegiatan komunikasi yang dilakukan dalam komunikasi bisnis. Hampir
separuh (45%) kegiatan komunikasi bisnis adalah mendengarkan/menyimak
pesan komunikasi yang disampaikan orang lain. Sebagai imbangannya, 30%
kegiatan komunikasi kita adalah berbicara. Sedangkan membaca mencapai
19% dan terkecil adalah menulis 16%. Kegiatan komunikasi bisnis tersebut
berlangsung dalam berbagai level kegiatan komunikasi yakni :
1. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa dalam komunikasi bisnis diperlukan untuk menyampaikan pesan
kepada publik dan menerima pesan dari publik. Agar komunikasi bisnis
pada level komunikasi massa berjalan dengan efektif perlu mengetahui
karakteristik komunikasi massa yaitu :
Sumbernya terlembagakan
Pesannya bersifat publik
Medianya bersifat simultan dan periodik
Khalayaknya heterogen, anonim dan tersebar
Efeknya tidak seketika
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi
kelompok dalam komunikasi bisnis bentuknya sangat bergantung pada jenis
kelompok yang dibentuk. Ada beberapa jenis kelompok seperti :
- Kelompok kerja
- Fokus grup
- Komite
- Konferensi media
- Rapat publik
Kegiatan komunikasi bisnis pada level komunikasi kelompok ini amat dipengruhi budaya.
3. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
bisnis juga berlangsung dalam level komunikasi Interpersonal.
Komunikasi interpersonal ini merupakan kegiatan memunculkan makna
melalui pertukaran pesan. Agar kita memanfaatkan komunikasi
interpersonal ini dengan baik, kita harus mengingat 10 prinsip
komunikasi di bab sebelumnya. Juga harus mempertimbangkan proses
simplifikasi dan abstraksi saat mengubah gagasan menjadi pesan. Dalam
menyampaikan pesan tersebut, kita juga harus memperhatikan siapa
penerima pesan tadi.
LEGENDAQQ.NET
BalasHapusKami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari Legendaqq.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar 66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : LegendaqqPoker
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^