Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2010:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Pada
tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah:
- Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan
masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan
mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara
yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban
dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi
yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji Hipotesis
Menguji
hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.
Alasan
rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah bahwa
siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pelajaran
bahasa Indonesia dan akan lebih tertarik terhadap sastra khususnya
cerpen jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan penyelidikan.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk
memahami konsep-konsep matematika dan meningkatkan ketrampilan proses
berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman konsep
merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.
Pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap
pelajaran bahasa Indonesia khususnya pelajaran sastra, khususnya
kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam pembelajaran
dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas
untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan
dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan
sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan
dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Dalam teknik
inkuiri guru berperan untuk :
1. Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.
2. Memberikan fleksibilitas atau bentuk berinisiatif dan bertindak.
3. Memberikan dukungan untuk inkuiri.
4. Menemukan diagnosa kesulitan - kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
Jenis-jenis Pendekatan Inkuiri
Pendekatan
inkuiri tebagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru
terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada
siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri, tersebut adalah :
Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan
inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing
siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan
pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing
ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih
berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat
memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan
masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri (Robert Slavin. E,
2008:112).
Pada
dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak
memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan
tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara
mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
dan diskusi multi arah yang dapat mengiring siswa agar dapat memahami
konsep pelajaran.
Inkuiri Bebas (free inquiry approach)
Pada
umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas
ini siswa ditempatkan seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan.
Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur
atau langkah-langkah yang diperlukan.
Selama
proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan
tidak diberikan sama sekali kepada siswa. Salah satu keuntungan belajar
dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan
masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari
satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi
jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan
solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari
masalah yang diselidiki (Robert Slavin. E, 2008:112).
Inkuiri Bebas yang dimodifikasikan (modified free inquiry approach)
Pendekatan
ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri
sebelumnya, yaitu : pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri
bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk
diselidiki tetap diberikan acuan kurikulum yang telah ada. Artinya,
dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah
untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan
pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari
inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam
pendekatan inkuiri jenis guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa
berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat
menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak
dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan
secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa
dalam kelompok lain (Robert Slavin. E, 2008:112).
Berdasarkan
pengertian dan uraian dari ketiga jenis pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri, penulis memilih Pendekatan inkuiri terbimbing yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan ini penulis lakukan karena
dengan pertimbangan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas
VII C SMP Sunari Loka Kuta Badung, dimana tingkat perkembangan kognitif
siswa masih pada tahap peralihan dari operasi konkrit ke operasi
formal, dan siswa masih belum berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri serta karena siswa masih dalam taraf belajar proses ilmiah,
sehingga penulis beranggapan pendekatan inkuiri terbimbing lebih cocok
untuk diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar