Pengertian Distribusi Pemasaran Menurut Para Ahli
Distribusi
adalah bagian dari bauran pemasaran (Produk, Harga, Distribusi, dan
Promosi) yang memegang peranan cukup penting, karena Distribusi berperan
dalam pengalokasian barang agar mudah dijankau oleh konsumen. Dimana
distribusi itu sendiri terdiri dari Saluran Distribusi dan Distribusi
Fisik.
Sedangkan
pengetian distribusi menurut Nirwan Sembiring (1991:39) ”Distribusi
adalah penyaluran barang dari suatu tempat ketempat lainnya atau dari
produsen ke konsumen untuk dimanfaatkan.”
Pengertian Distribusi menurut Kotler dan Amstrong dalam bukunya Principle Of Marketing (2000 : 73), adalah :
“Aktifitas Perusahaan agar produk / jasa mudah didapatkan oleh konsumen sasaranya”
Saluran Distribusi
Pengertian Saluran Distribusi
Dalam
suatu perusahaan Saluran Distribusi sangat penting untuk dijaga dan
dipertahankan dengan baik. Sebab saluran distribusi adalah rangkaian
jalur yang membawa produk dari produsen kepada konsumen, apabila saluran
distribusi itu tidak efektif dan efisien maka setiap produk yang akan
sampai ketangan konsumen akan mengalami kendala yang nantinya akan
merugikan produsen sendiri dan konsumen tentunya.
Untuk
lebih memahami dengan jelas apa itu saluran distribusi ada baiknya kita
mengetahui pendapat para ahli mngenai saluran distribusi :
Menurut
Stanton dalam bukunya “ Fundamental Of Marketing”(1996 : 6) adalah
sebagai berikut : “Saluran Distribusi (Chanel Of Distribution), kadang
juga disebut (Trade Chanel). Saluran produk adalah jalur yang dipakai
untuk perpindahan barang dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai
dari kalangan industri.
Sedangkan
menurut H . Djaslim Saladin dalam bukunya “Unsur-unsur Inti Pemasaran”
(1996:51), adalah : “Saluran pemasaran / Saluran Distribusi terdiri dari
seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang
digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen
ke konsumen”
Dari
semua definisi diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang
dinamakan saluran Distribusi selalu melibatkan unsur produsen, konsumen ,
juga perantara yang berfungsi sebagai pemindahan kepemilikan barang.
Perantara juga merupakan bagian dari saluran distribusi meskipun mereka
tidak memiliki hak atas kepemilikan barang.
Gambar Konsep saluran menyeluruh untuk pemasaran internasional
Adapun penjelasan dari gambar diatas :
· Penjual
Penjual adalah pihak yang melakukan pemesanan terhadap kantor pusat pemasaran internasional
· Kantor Pusat Pemasaran Internasional
Departemen ekspor atau divisi internasional yang membuat keputusan mengenai saluran dan bauran pemasaran
· Saluran Distribusi antar Negara
Menbawa
produk keperbatasan negara-negara asing, dan membuat keputusan yang
mencangkup jenis perantara (agen, perusahaan internasional) yang akan
digunakan, jenis transportasi udara (udara, Laut), serta pengaturan
finansila dan resiko
· Saluran Distribusi Negara Lain
Membawa produk dari titik masuk di luar negeri kepembeli dan pemakai
Distribusi Fisik
Pengertian Distribusi Fisik
Para
produsen menggunakan sistem ini untuk menyimpan dan memindahkan barang
sehingga barang-barang tersebut terjangkau oleh konsumen pada tempat dan
waktu yang tepat. Kepuasan dan rasa tertarik konsumen dapat dipengaruhi
oleh keputusan dan kemampuan distrisbusi penjual. Untuk dapat
melaksanakan distribusi fisik efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan. Distribusi fisik juga berfungsi untuk
menggerakan produk yang tepat, ketempat dan waktu yang tepat. Distribusi
fisik dapat dijalankan sebagai alat untuk menciptakan permintaan.
Pengertian
Distribusi Fisik menurut Sutoso (2002 : 277) : “Distribusi Fisik
adalah kegiatan menyediakan produk dilokasi-lokasi terdekat dengan
distributor dan pembeli akhir”
Sedangkan
Pengertian Distribusi Fisik Menurut Drs. Djaslim Saladin (2003 : 168)
Mengemukakan : “ Distribusi fisik menyangkut perencanaan, dan pengawasan
arus bahan dan produk akhir dari tempat asal ketempat pemakaiuntuk
memenuhi kebutuhan pelanggan agar memperoleh keuntungan”
Kegiatan Distribusi Fisik
Dalam
Distribusi Fisik terdapat beberapa kegiatan seperti Menurut William J.
Stanton dalam bukunya “Prinsip Pemasaran”. (1991 :101), kegiatan
distribusi fisik tersusun atas (5) lima subsistem. Adapun kelima sub
sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemrosesan pesanan (order processing)
2. Pengendalian pesanan (inventory control)
3. Penanganan barang (material handling)
4. Pergudangan
5. Pengangkutan (transportation)
Adapun penjelasan dari masing kegiatan diatas, sebagai berikut :
1. Pemrosesan Pesanan (Order Processing)
Bagi
perusahaan perlu untuk menetapkan proses pesanan merupakan kegiatan
mengumpulkan prosedur – prosedur untuk mengolah dan melaksanakan
pesanan. Aktifitas proses pesanan menyangkut pengambilan order,
penyimpanan order dan waktu yang dibutuhkan dari saat order diterima
sampai saat barang diterima pelanggan, pembuatan faktur, serta pemberian
kredit dan pembayaran tagihan yang jatuh tempo.
Langkah
- langkah penyaluran pesanan terutama bagian pesanan, membuat faktur
dalam beberapa rangkap dan membagikannya kepada berbagai bagian. Barang-
barang yang sudah habis akan dicatat sebagai pesanan ysng ditunda
sampai barang tersedia kembali.
Pesanan
yang diterima perusahaan dan konsumen harus segara dipenuhi dengan
tepat dan cepat, hal ini ditujukan untuk menjamin kepuasan konsumen
melalui jasa pelayanan yang dapat memberikan kepuasan. Ketidakpuasan
dapat terjadi jika perusahaan membuat kekeliruan atau lambat memenuhi
pesanan. Pesanan yang berbelit – belit dan lambat akan mengakibatkan
konsumen meninggalkan perusahaan untuk lari ke perusahaan lain yang
sejenis yang mampu memberikan pelayanan yang lebih baik.
2. Pengendalian Persediaan (Inventory Control)
Tingkat
persediaan menggambarkan kepuasan distribusi fisik yang mempengaruhi
kepuasan konsumen. Perusahaan tentunya ingin mempunyai persediaan yang
cukup untuk memenuhi pesanan pelanggan dengan segera. Namun,
harus diingat bahwa menyediakan barang sebanyak itu tidaklah merupakan
penggunaan biaya yang efektif bagi sebuah perusahaan, jadi seorang
manajer harus mengetahui apakah volume penjualan dan laba akan
meningkat, sehingga cukup beralasan untuk meningkatkan persediaan.
Tujuan
pengendalian persediaan adalah meminimalkan besarnya investasi serta
kegoncangan dalam jumlah tertentu, agar perusahaan selalu mempunyai
persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat dan
spesifikasi mutu yang telah ditentukan sehingga jalannya perusahaan
tidak terganggu.
Menurut Sofyan Assahuri, dalam buku manajemen produksi (1978 : 93), yaitu sebagai berikut :
“Persediaan
adalah suatu aktiva yang meliputi barang – barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha atau prsediaan
barang – barang yang masih dalam proses penyimpanan atau produksi atau
persediaan bahan baku yang menunggu pengguanaannya dalam suatu proses
produksi”.
Untuk
mengadakan persediaan dibutuhkan sejumlah uang yang di investasikan
dalam persediaan yang optimal, yang dapat memenuhi kebutuhan bagi
kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat serta
dengan biaya serendah-rendahnya. Persediaan yang terlalu berlebihan akan
merugikan perusahaan karena lebih banyak modal yang tertanam.
Adapun biaya-biaya persediaan meliputi :
1. Biaya-biaya perolehan yaitu, biaya produksi atau pembelian produk-produk masukan ke dalam persediaan.
2.Biaya gudang, biaya atas investasi dalam persediaan, kerugian karena kehilangan dan pajak atas persediaan.
3. Transportasi
Fungsi
memindahkan barang dalam pemasaran agar sampai ke tangan konsumen.
Adapun sarana transportasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut
:
1. Transportasi Darat
2. Transportasi Udara
3. Transportasi Laut
4. Pengudangan ( ware housing )
Distribusi
fisik sangat penting untuk mengkoordinasikan lokasi persediaan dan
pengudangan atau penyimpanan, dimana penyimpanan merupakan kegiatan
pemasaran mulai saat produksi sampai saat produk itu dijual. Sedangkan
pergudangan meliputi penyimpanan ditambah sederetan fungsi – fungsi
seperti perakita ( assambling ), pemecahan ( bulik brealing )dan
penyimpanan produk – produk untuk penyimpanan kembali.
Lokasi
penyimpanan yang terpusat memberikan keuntungan dpat dikendalikan lebih
baik, lebih tanggap terhadap permintaan – permintaan yang bersifat
fluktuatif, efisiensi pergudangan dan penanganan barang akan lebih baik
pula. Kekurangan yaitu naiknya biaya total transportasi, dan pengiriman
barang – barang kebeberapa segmen pasar lebih lambat. Tetapi jika jumlah
lokasi tersebar atau banyak barang – barang bisa dikirim kepada
pelanggan lebih cepat, kesulitannya sudah di kontrol dan biaya – biaya
menjadi meningkat.
Penggunaan
pasar distribusi yang tepat akan mengurangi biaya distribusi karena
mengurangi jumlah gudang, mengurangi persediaan kelebihan, dan
pembatasan timbulnya keadaan habis, waktu penyimpanan dan waktu
penyerahan dibatasi sampai minimum. Dengan demikian perusahaan dapat
melakukan alasan menjual produk dan bukan sekedar menimbun produk.
Jenis-jenis gudang menurut kepemilikanya terbagi atas :
1. gudang milik sendiri, digunakan jika :
- perusahaan mengalirkan arus volume besar produknya melalui gudang
- terdapat sedikit atau tidak sama sekali pengaruh perubahan musim
2. gudang umum
menyediakan fasilitas penyimpanan serta pemindahan barang – barang jadi setiap orang atau perusaahaan yang membutuhkan.
Menurut
Philip Khotler (1995 : 694), agar konsumen tertarik untuk melakukan
pembelian maka distribusi fisik harus mencerminkan hal – hal sebagai
berikut:
1. Pengiriman barang tepat waktu
2. Perusahaan bersedia memenuhi kebutuhan konsumen yang mendesak
3. Penanaganan barang dengan cermat
4. Perusahaan bersedia menerima kembali barang yang cacat dan menggantinya dengan tepat
Sedangkan menurut Sutojo Siswanto (2002 :278), Kegiatan distribusi perusahaan memerlukan biaya-biaya, diantaranya :
·
Biaya Penggudangan, biaya penggudangan adalah biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan seacara tetap, antara lain : biaya gaji dan
jaminan karyawan gudang.
·
Biaya Pemesanan atau Persediaan, biaya pemasanan adalah biaya
yang dikeluarkan untuk biaya persediaan, biaya pemeliharaan dan biaya
modal kerja untuk biaya persediaan
·
Biaya Transportasi, Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
transportasi dan pendistribusian barang / jasa sehingga sampai ketangan
konsumen
Penjualan
Pengertian Penjualan
Penjualan
merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan
menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, memperoleh
laba untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Sebenarnya pengertian penjualan sangat luas, beberapa ahli mengemukakan tentang definisi penjualan.
Menurut
Basu Swastha dalam bukunya “Azas-azas Marketing” (1998:48), adalah
“Penjualan adalah ilmu dan senimempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual, untuk mengajak orang lain bersedia membeli
barang atau jasa yang ditawarkan”
sedangkan pengertian penjulan menurut Moekijat dalam bukunya “Kamus Manajemen” cetakan kelima (2000:48), adalah
“Melakukan
penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi, dan memberi petunjuk agar pembelian dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian
mengenai harga yang menguntungkan kdua belah pihak” dari penjelasan
diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu
kegistan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut.
Tujuan Penjualan
Pada
umumnya perusahaan memiliki tiga tujuan umum dalam penjualan seperti
yang dirumuskan oleh Basu swastha (199:27), adalah sebagai berikut:
1. Berusaha mencapai volume penjualan
2. Berusaha mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha
untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, tidak sepenuhnya hanya dilakukan
oleh pelaksana penjualan atau pera ahli penjualan. Dalam hal ini perlu
adanya kerjasama yang baik didalam perusahaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan antar lain:
1. Kondisi dan kemampuan Pasar
Disini
penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan untuk maksud tersebut, penjual harus dapat
memahami beberapa masalah yang cukup penting:
· Jenis dan karakteristik ybarang atau jasa yang ditawarkan
· Harga produk
· syarat penjualan, seperti ; pembayaran, pengantaran, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar
Hal yang harus diperhatikan pada kondisi pasar antara lain :
· Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar pemerintahan atau pasar Internasional
· Kelompok pembeli dan segmen pasarnya
· Daya beli
· Frekuensi pembeliannya
· Keinginan dan kebutuhan
3. Modal
Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang dianggarkan seperti untuk :
· Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan
· Kemampuan membiayai usaha – usaha untuk mencapai target penjualan
· Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan
4. Kondisi organisasi perusahaan
Pada
perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian
penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah penjualan
ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi – fungsi lain.
Jenis dan Bentuk Penjualan
Terdapat beberapa jenis penjualan yang biasa dikenal dalam masyarakat, diantaranya adalah :
1. Trade selling
Penjualan
yang dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan
pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk mereka.
2. Missionary Selling
Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang – barang dari penyalur perusahaan.
3. Technical Selling
Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasa.
4. New Businies Selling
Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.
5. Responsive Selling
Setiap tenaga kerja penjual dapat memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli melalui route driving and retailing.
Selain dari jenis – jenisnya juga terdapat bentuk – bentuk dari pada penjualan antara lain :
1. Penjualan secara tunai
Penjualan
yang bersifat “ cash and carry “ dimana penjual setelah terdapat
kesepakatan dan barang bisa langsung dimiliki oleh pembeli.
2. Penjualan secara Kredit
Penjualan non cash, dengan tenggang waktu tertentu, rata – rata satu bulan.
3. Penjualan secara Tender
Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender.
4. Penjualan Ekspor
Penjualan
yang dilaksanakan dengan pihak pembeli, luar negri yang mengimpor
barang yang biasanya menggunakan fasilitas letter of credit.
5. Penjualan secara Konsinyasi
Penjualan
barang seacara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual apabila
barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan kepada penjual.
6. Penjualan secara
Grosir
penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang
antara yang menjadi perantara pabrik atau importer dengan secara eceran.
Pengaruh Biaya Distribusi Fisik Terhadap Volume Penjualan
Dari
uraian diatas diketahui bahwa Biaya Distribusi Fisik dapat mempengaruhi
Volume Penjualan, dengan demikian biaya distribusi fisik tidak dapat
dipisahkan dan saling berhubungan antar satu dengan yang lain. Baik pada
perusahaan yang berorientasi pada laba atau tidak, karena dengan
pengelolaan biaya distribusi fisik yang efektif dan efisien akan
mempengaruhi peningkatan laba peusahaan dan secara tidak langsung akan
meningkatkan volume penjualan.
Hal
tersebut diatas dipertegas oleh Philip Kotler (2003:491) yang
menyatakan bahwa suatu perusahaan dapat mengikuti enam langkah
pencapaian tujuan utam yaitu: Kelangsungan Hidup (survival),
Memaksimalkan Keuntungan (Maximum Current Revenue), Memaksimalkan
Pertumbuhan Penjualan (Maximum Sales Grown), Penetapan harga untuk
meningkatkan pertumbuhan volume penjualan. Dimana peningkatan volume
penjualan berakibat dari penurunan biaya perunit dan peningkatan
keuntungan jangka panjang dengan mempertimbangkan berbagai biaya yang
dikeluarkan dalam Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar